Selasa, 18 Mei 2010

DIEN RIESA ABHARINA

di post kali ini, aku mau certain tentang seorang sahabat, nama lengkapnya yang jadi judul posting ini, DIEN RIESA ABHARINA. aku udah cukup lama mengenal dien, sebenernya dulu kita satu SMP di BANGOR, tapi berhubung BANGOR terlalu luas dan anak-anaknya terlalu banyak, aku jadi belum mengenal dekat dien. cuma ‘tau aja yang mana anaknya’.

baru kelas 2 tahun lalu, aku bisa dibilang cukup dekat dengan dien. dulu kita berdua sekelas bareng di XI IS 2, dien dan ivho duduk di belakang meja aku dan acid. wajarlah kalau kita dekat karena pasti ngobrol terus setiap hari.

buat pembaca yang belum kenal dien,

aku kasih tau deskripsi singkat tentang dien (esp waktu masih kelas 2),

satu kata terbaik yang tepat untuk menggambarkan seorang dien adalah KOCAK.

beneran deh, dien ini sangat amat lucu. siapapun yang mengenal dien pasti setuju sama hal ini, kita bisa ketawa ngakak terus-terusan kalau deket-deket dien. she’s a very loveable person. kalau kata anak-anak MAYDAY (XII IS 1): EVERYBODY LOVE DIEN, WHO DON’T?

dulu waktu kelas XI, semua anak XI IS 2 tau satu hal. BETAPA MALASNYA DIEN (I’m sorry to say this dien :P) gimana nggak? Dia sering ke sekolah nggak bawa buku, banyak buku yang ilang, nggak pernah semangat belajar, selalu berada di list siswa yang kena remedial, nilai-nilai ulangan menyedihkan dan pasrah aja, tugas sering ga ngumpulin, sering ditegur guru, sering kena masalah, sering TELAT (untuk satu hal ini, aku samaan juga kayak dien). and the worst thing I think is, dien pernah beberapa kali nggak masuk, dimana alasannya cuma ‘lagi malas’. di kelas, dia dan ivho juga sering banget tertangkap basah mengobrol tentang rencana cabut mereka: kapan mau cabut? enaknya kemana? ngapain aja asiknya?

dien ini suka jadi bulan-bulanan, di kelas dia dan ivho kerjaannya ketawa mulu (SERIOUSLY!), udah gitu mereka berdua punya penyakit kronis: budek! (I’m sorry dien, I have to write this part :P)

pokoknya dien (menurutku), sangat menyedihkan dulu waktu kelas XI. pernah pada suatu kesempatan, aku bikin permainan kurang kerjaan gitu sama anak-anak kelas, judulnya “mengenal kepribadian orang dari isi tasnya”, temen-temen mempercayakan aku untuk jadi tim penilai. seperti yang sudah bisa ditebak, tasnya dien yang paling amburadul, isinya cuma komik-komik, beberapa buku, kertas-kertas ga penting, SAMPAH (seriously, dan sampahnya ga cuma satu!), uang dan stationary bertebaran dimana-mana (baca: dien ga punya dompet dan tempat pensil, atau setidaknya tidak berusaha meletakkannya di satu bagian yang rapi).

bisa dibilang, aku dan dien, punya kepribadian yang SANGAT jauh berbeda, kita juga punya pemikiran yang JAUH berbeda.

tapi ternyata, takdir mengharuskan kita berdua untuk satu kelas lagi di kelas XII, dan kita berdua harus duduk SEMEJA. dulu, waktu masih awal tahun ajaran, kita berdua harus sama-sama adaptasi di kelas yang baru, banyak teman-teman baru,serta suasana baru yang bener-bener berbeda dari suasana kelas waktu masih kelas dua. walhasil, selama masa adaptasi itu, aku merasa aku dan dien jadi tambah dekat dan tambah mengenal satu sama lain, dan saling toleransi akan sifat-sifat kami yang jauh berbeda.

everybody’s changing, begitu kata orang-orang, termasuk aku dan dien. siapa yang berteman dengan minyak wangi pasti akan kecipratan wanginya. dalam kasus ini, dien dan aku saling membagi minyak wangi masing-masing.

dien mengajarkan aku banyak hal, termasuk diantaranya karaoke-an lagu boyband lawas (yang belum terwujud sampe sekarang),menari dan berjoget di depan umum untuk menghilangkan stress, menjadi orang yang lebih santai dan happy, nggak terlalu memikirkan masalah, take life easy, memberikan lelucon segar setiap hari, sering memberikan tumpangan dengan mobil pribadinya setiap pulang sekolah, hal-hal kocak setiap hari (seperti dia dan abby yang tiba-tiba mau ruqyah, salah make kaos kaki tapi malah jadi manset di kaki!, kekunci di kamar mandi, ga dateng ujian gara-gara kesiangan, BRENDA, dan barang-barang ‘haram’ yang pernah dia bawa ke sekolah)

pokoknya dien mengajarkan aku bagaimana caranya menyeimbangkan hidup kelas 3 ku yang stress karena melulu belajar dengan kelucuannya setiap hari. Dien mengajarkan aku menjadi orang yang setengah ‘GILA’. dien mengajarkan bahwa jadi orang tuh nggak boleh terlalu serius, kita bisa saja melakukan hal-hal konyol dan gila selama kita bahagia untuk itu. Kata temen-temen, dien juga berubah semenjak duduk denganku. at least, kerajinan dan kepedulian terhadap pelajaran-pelajaran sekolah jadi meningkat, yaa aku ga mau bilang meningkat drastic juga sih, hehe :P sifat-sifatnya dulu yang suka buat orang-orang geleng-geleng kepala juga sudah mulai berkurang, initinya, aku ‘sedikit’ mewaraskan dien dari kegilaan dan kecacatannya.

banyak hal yang udah aku lewatin sama dien, banyaaak bangeeet, sepanjang tahun ajaran kelas 3 ini. mulai dari hal-hal kecil yang memalukan seperti ditegur mbak-mbak kasir CFC karena budek tapi kelewat PD, ke salon (hahaha), ke DTC tiap lagi laper, belajar bareng (yang ujungnya malah jadi ngegosip bareng), jalan kaki dari sekolah ke rumah setiap hari selama jalan sawangan lagi dicor, ikut try out yang ada motivation training alainya, sampai ke ngobrol bahasa inggris di tempat umum padahal grammar berantakan dan logat asli jawa tulen (tapi kita PD aja) haha

mungkin nggak semua orang tahu ini, tapi menurut aku dien adalah orang yang kuat dan dewasa, dia juga mandiri dan bisa memotivasi dirinya sendiri untuk beberapa hal, dien jarang menampakkan masalahnya kepada orang-orang, apapun yang dien alami, teman-teman cuma tau dien yang lucu, jenaka, dan nggak pernah jadi terlalu serius. itu keren banget, two thumbs up buat kamu, dien :D

dien is one of my best friend that I will never forget. dien dengan kebaikan hatinya, dien yang selalu mendukung aku untuk apa-apa yang ingin aku capai dan aku kerjakan, dien yang selalu bisa diajak kerja sama, dien yang selalu mendengarkan aku, dien yang selalu memaklumi betapa kampungnya aku, dien yang bisa jadi tempat berbagi rahasia, dien yang menjadi tempat berbagi mimpi dan memotivasi satu sama lain.

aku masih ingat, dulu waktu awal tahun ajaran dan kami berdua baru duduk semeja, chiput salah satu sahabatku juga pernah bilang: “ih dien enak banget duduk sama fajar, kayak dapet malaikat”, atau acid yang pernah bilang “dien sebangku sama fajar sama dengan dien kejatuhan emas”. whatever people say, tapi yang aku tau mereka semua salah, karena yang aku rasakan dan aku sadari adalah, akulah yang sangat sangat sangat beruntung mendapatkan dien riesa abharina sebagai chairmate-ku tahun ini.

dan walaupun udah telat sebulan, tapi tujuan dari posting ini adalah kado ulang tahun tahap dua buat sahabatku dien. dien, I just want to say HAPPY BIRTHDAAYY!! :D i always wish all the good things for you deary, for your life, your dreams and your future.

3 komentar:

Littest Things mengatakan...

AH! GILA!
Sumpah gue bisa nyambung cerita tentang Dien sampe beberapa paragraf lagi. Tetep gak menyurutkan kekaguman gue sama dia. Gue ngebayangin dia gede jadi pelawak sukses, yang langsing tapi tetap jenaka. hahah ah gue kangen Dien

Siti Aisyah Rachmawati mengatakan...

wah fajar, haha kalian jalan dari sekolah sampe rumah?? huoo kuat yaa kan depok panas!
haha tapi ikut setuju nih sama postingannya fajar :)

andriani mengatakan...

asiiiiiik